MURAHNYA KENIKMATAN CONGOR SAPI
dengan bumbu rujak dan DIGUYUR SEDAPNYA SOTO AMBENGAN
Jatijajar - kulinerkuliner.com
Berjalan-jalan hunting lokasi buat seorang kolega kuliner saya, yakni Cak Tio sang pemilik merk dagang usaha Bakso Malang Cak Tio yang sudah memiliki cabang di Kota Bekasi dan Ciputat. Lokasi pencarian adalah Cimanggis. Setelah setuju dan siap buka kerjasama dengan kulinerkuliner.com untuk buka warung makan bersama di lokasi tersebut, kami pun meluncur ke daerah Jatijajar searah ke Cibinong dari Jalan Raya Bogor kawasan Depok itu.
Mampir ke salah satu famili Cak Tio, yakni Cak Di yang juga berdagang Bakso Malang dan aneka sajian khas Jawa Timuran. Salah satu sajian favorit pelanggannya adalah Soto Ambengan dan Rujak moncong (congor) sapi yang super lezat. Mendengar ada menu masakan rujak cingur, saya langsung saja setuju untuk diajak Cak Tio ke tempat Cak Di. Tanpa ba' bu' lagi saya setuju saja ikut mobil Kijang Cak Tio. Seumur hidup saya baru 2 x makan rujak Cingur yang sensasional dan fenomenal itu dan berarti ini adalah kali ke 3. "Kasihan banget deh lo! jarang makan rujak cingur..." ledek Cak Tio. Kami pun tertawa.
Cak Di mempunya 2 warung sederhana, yang pertama adalah warung bakso Malang yang berlokasi tak jauh dari warung utamanya, Soto Ambengan. Anehnya lagi adalah, di sepanjang jalur jalan raya Bogor kawasan Jatijajar itu ada 2 lagi Bakso Malang. Satu bakso Bakar Malang, dan satu lagi Bakso Malang Prasasti. Hahahaha... dasar orang Jawa Timur, meski saling berdempetan tapi gak saling ontog-ontogan yah?
Bagi kuliner-kuliner.com mungkin adalah kesempatan yang ketiga kalinya menikmati kekenyalan moncong alias congoran sapi yang dipadu pedasnya rujak mangga, timun, taoge plus bumbu petis dan kacang serta potongan ketupat yang luar biasa mengenyangkan. Apalagi setelah makan rujak cingur yang kesohor dengan rasanya yang segar dan klenyes-klenyes unik ini, saya minum segelas air mineral dingin, segelas kopi susu dan es jeruk.... hmmmmm ... MasyaAllooooooohhh muantabs buener...!
Meski mendengarkan Cak Tio saling ngobrol dalam bahasa Jawa Timuran ala arek Malang hingga terkantuk-kantuk, tapi perjalanan saya kali sangat puas dengan sajian khusus buatan istri Cak Di yang bukan saja melegakan tapi menambah penuh makanan unik perjalanan kuliner "perut gembel" saya. Hihihihihi... selalu saja makanan gratis dan dapat liputan berisi.
Kelezatan bumbu petis plus pedasnya cabe rawit tidak membuat mulut saya kapok menyuap setiap potongan cingur dan ketupat ke dalam perut saya. Mengunyah dan mengunyah menjadi kenikmatan tersendiri buat geligi dan lidah saya berkolaborasi. Hmmmm... krenyes-krenyes dan kriuk! Ya semakin asyik saja rujak cingur itu saya campur dengan krupuk putih yang gurih dan garing. Menikmati rujak cingur memang jangan pake krupuk melempem, jadi kurang sensasi tabrakan rasanya antara kenyalnya moncong sapi dengan empuknya ketupat dan tahu serta segarnya timun serta mangga dicampur kriuk renyahn ya krupuk kulit.... Wow... serasa makanan para pejabat euy!
Anda tertarik dengan rujak cingur asli Malang ala Cak Di, silakan saja hubungi warung makan Bakso Malang dan Soto Ambengan Cak Di di pertigaan Jatijajar, jalan Raya Bogor.Harganya pun relatif murah serta terjangkau lah buat kantong Anda (itu pasti). Atau Anda bisa juga memesan langsung ke telpon (021) 9346.1965 dan langsung pesan dengan Cak Di.
Sidik Rizal bukankelanakuliner.com
1 komentar:
Seumur hidupku aku baru makan rujak cingur seharga Rp35.000,- hari Kamis kemarin yaitu tanggal 6 Desember 2007! Tapi kalau makan rujak cingur, kemarin bukan yang pertama kalinya. Sudah ratusan kali selama hidupku tapi aku belum pernah mencoba yang ini. Rujak cingur yang dikenal dengan nama rujak cingur Ahmad Jais ini memang santer dikalangan pejabat tinggi negara ini. Itulah mengapa aku memilih rujak cingur Ahmad Jais untuk aku liput, aku jadikan berita di tugas UASku.
Berdiri tepat tahun 1970 dan berlokasi di jalan Ahmad Jais Surabaya membuat rujak ini dikenal oleh banyak orang!Kata papaku sih dulu waktu uang Rp 5.000,- harganya tidak seperti uang Rp 5.000,- . Bayangin dulu aja harganya sudah segitu, sekarang Rp 35.000,-. Nggak heran kalau semua anaknya bisa lulusan Amerika hanya gara-gara rujak cingur! Salut deh! Kata papa lagi nggak sedikit pejabat yang suka rujak ini, misalnya Megawati Soekarno Poetri, Gus Dur, dan masih banyak yang lainnya. Pertama aku nggak percaya, eh tapi kemarin pas aku ngeliput memang bener. Ada bosnya Maspion cabang Surabaya dan ada kurir dari sebuah hotel ternama di Surabaya yang beli ini rujak karena dipesen oleh sang pejabat anggota DPR Jakarta. Bayangin aja, anda semua sukses gara-gara rujak cingur, keren banget ya?!
Namanya juga rujak cingur, tetep aja isinya ya cingur, tahu, tempe, sayur, mie, cambah, mangga, dll. Jadi nggak ada bedanya dengan rujak cingur yang harganya lima ribuan! Yang beda cuman tempenya yang kriuk-kriuk, bumbunya yang nggak halus alias kacangnya masih terasa banget! Tapi jujur aku nggak terlalu suka, rada aneh bumbunya. Masih enakan rujak cingur yang harganya lima ribu rupiah, atau rujak cingur gendongan di pinggir jalan! Apa ya yang membuat para pejabat itu rela makan rujak semahal ini?
Posting Komentar